Sejarah Mutiara
Awal mulanya Desa Mutiara adalah sebuah dusun ketika beberapa keluarga merencanakan sebuah program pembukaan perkampungan ditengah hutan dan pada saat itu juga bersamaan dengan diawalinya pembukaan lahan perkampungan tersebut mereka dibawah pimpinan kekuasaan pemerintah Desa Padang Unoi, dengan pimpinan penghubung pada saat itu adalah seorang kepala ERKA atau kepala Dusun
Dengan adanya peraturan pemerintah tentang perluasan Daerah khusus untuk perdesaan akhirnya penduduk menyampaikan maksudnya dalam menjalankan peraturan tersebut, maka tah? n demi tahun penduduk terus bersemangat untuk bekerja terutama pembukaan jalan menuju kampung-kampung yang berdekatan dengan kampung Dusun Mutiara terutama pembukaan jalan-jalan terobosan yang sekarang sudah merupakan jalan raya antar Desa dan Kecamatan.
Pada beberapa tahun kemudian usaha masyarakat Dusun Mutiara ingin mencoba untuk mengusulkan kepada pemerintah sehingga kepala Desa Padang Unoi dapat menyetujuinya dan pada tahun 2000 oleh pemerintah Kabupaten Simeulue dapat mengabulkan permohonan tersebut menjadi Desa persiapan yang diberi nama Desa Mutiara dan pada tahun 2003 Desa persiapan Mutiara disahkan menjadi Desa Definitif yang dipimpin oleh seorang kepala Desa yang bersetatus resmi.
Pada Tahun 2000 barulah Mutiara berubah menjadi perkampungan dengan nama desa Mutiara yang pada awalnya terdiri dari 3 dusun yaitu:
1. Sebelah timur Dusun Sinar Surya
2. Dipertengahan Desa Dusun Sinar Fujar
3. Sebelah Barat Dusun Surya Indah
Kemudian pada tahun 2000 dusun Mutiara memekarkan diri menjadi Desa Mutiara dikarenakan jumlah penduduk yang pada saat itu sudah memadai untuk dijadikan Desa baru.
Pada Tahun 2004 sebahagian penduduk mengungsi ke desa lain karena di desa Mutiara khususnya Simeulue dan umumnya di Aceh terjadi gempa dan tsunami mengakibatkan kehancuran tempat tinggal atau rumah penduduk, pada Tahun 2007 masyarakat yang pindah sudah kembali ke desa setelah Masyarakat ataupun penduduk memiliki rumah yang dibangun pemerintah dan NGO untuk di huni selamanya, dan saat ini masyarakat sedang menata kembali Desa setelah porak-poranda akibat terjangan Gempa dan Tsunami yang ditinggalkan oleh sebahagian masyarakat hampir 4 tahun lamanya